tadi baru saja melihat foto2 sahabatku, sebut saja S, di facebook. Tanpa tersadar, airmata ini menetes. Ada apa kiranya air mata ini memaksa keluar??
***
Kami memulai persahabatan kami di smp. Berlanjut di sma. Ada yang menyebutnya sekolah madrasah aliyah. Aneh. Ya, karena kerohanian islam di sana sangat kental. Kami terjerat. Kelas satu sma kami memakai jilbab. Entah, itu disebut jilbab atau kerudung. Yah, yang jelas rambut kami tertutupi. Kain putih itu masih tipis, dan kemungkinan besar menerawang. Saat itu kami belum begitu ngeh dengan jilbab syar’i. Lambat laun, jilbab kami memanjang. Sedikit, demi sedikit. Perlahan, kain putih itu menutupi tempat yang memang seharusnya dia tutupi.
Dengan kain putih yang semakin kami tarik kebawah agar menutupi dada, semakin menerawanglah ia. S, memulainya. Dia mendobel kerudungnya. Ya, dengan melihat dan meniru style kakak kelas kami yang sudah terlebih dahulu begitu.
Subhanallah, dia terlihat begitu anggun. Lagipula, wajahnya memang cantik. Jilbab tebal nan panjang itu melambai setiap kali ia berjalan.
Apa? Aku? Bagaimana dengan aku?
Ya, aku juga seperti itu sih. Memakai jilbab syar’i. Ditambah dengan manset menutupi ujung tangan kami. Tapi memang, aku tak seanggun, selembut, dan secantik dia. Tapi, yasudahlah, itu tak penting menurutku. Yang jelas, aku senang bersahabat dengannya.
***
suara tilawahnya bagus, perlahan dan tajwid yang dibacanya benar. Napasnya panjang, sehingga terdengar begitu indah. Subhanallah,Aku yang mendengarkannya saja begitu terbawa suasana. Aku ingin seperti dia. Karena suara tilawahku tidak sebagus itu.
***
kubuka terus album foto di facebook itu. Semakin kulihat, semakin miris hati ini. Ah, ukhti, ada apa dengan dirimu? Apa yang membuatmu berubah?
***
memang banyak yang memakai kain putih di kepala itu di sekolahku. Ya, meskipun secara tersirat terlihat seperti dua aliran. Jilbabers, dengan jilbab syar’i nya. Dan jilbab gaul, dengan lilitan-lilitan ataupun si kain putih yang menerawang itu. Kami masuk golongan yang mana? Tentu kau sudah bisa menebaknya.
Kami pun terbawa arus. Tersesat di jalan yang benar. Banyak yang mengatakan seperti itu.
***
Ahh, tak sanggup jari ini meng-klik untuk foto-foto selanjutnya. Apa penyebabnya ukh? Apa?? Katakan padaku, sahabatmu ini, sahabat 6 tahun kita bersama. Melewati manis pahit kehidupan sma, cobaan, ujian. Kita sama-sama belajar menjadi perempuan yang lebih baik. Akhwat ukh!! Jangan lupakan tujuan kita, ukh, jannahNya.. jangan berhenti sebelum kita masuk kesana..
***
pengumuman itu. Ya. Pengumuman itu yang mulai memisahkan kita. Saat itu, tak terpikir olehku jarak akan membuat engkau berubah. Mengapa?? Karena tiga tahun dibina oleh murabbiah kita, tidakkah itu membekas di hati ini? Tidakkah cerita cerita miris tentang banyak akhwat yang berubah setelah di perkuliahan itu membuat kita enggan mengambil pelajaran?? Dan berpikir, kita tidak akan menjadi salah satu bagian dari akhwat itu?? Tapi, ternyata, engkau menjadi salah satu bagian dari akhwat itu.
Apakah godaan disana begitu kuat ukh? Tak adakah sesuatu untuk kau pegang?? Iman!! Dimana iman itu ukh? Dimana??? Apa kabar iman itu ukh? Apa kabar??
Masihkah ia putih, seputih kain putih yang dahulu kita kenakan bersama-sama??
Mungkinkah engkau sudah terkena seleksi alam itu?? Ah, tidak. Jangan ukh, aku sangat sayang padamu, jangan pergi dari sini. Jalan ke-islaman.
***
Ah, kain itu sudah berubah seperti sedia kalanya. Awal dia memakainya. Manset mu dimana ukh?? Tertinggalkah ia di jakarta?? Kain dobelan jilbab mu dimana?? Belum keringkah ia, karena disana sering hujan, sehingga engkau tak mendobel kerudung tipismu?? Astaghfirullah, sungguh ukh, tak ingin aku bersu’udzhan.
Tapi aku hendak bertanya. Masihkah kaos kaki itu kau pakai? Masihkah engkau mengikuti mentoring pekanan? Masihkah engkau baca surat cintaNya? Masihkah engkau jauhkan dirimu dari virus mematikan bagi seorang aktivis dakwah? Masihkah ukh?? Masihkah?? Masihkah?!!!
Semoga, ya.
Dan aku ingin dengar, kata ya, dari bibirmu.
***
jakarta, 29 november 2009
aku yang sangat mencintai sahabat2ku, sahabat dalam dakwah.
0 komentar:
Posting Komentar