Salah satu hal dari sekian banyak karunia yang Allah berikan padaku adalah Allah menakdirkan aku bersekolah di salah satu SMP Unggulan di daerah Jakarta Timur, SMP Negeri 49 Jakarta. Dengan nilai General test yang tidak begitu besar, membuat ku diterima di SMP tersebut. Aku lupa tepatnya diperingkat berapa, yang jelas 200-an dari 360 siswa, dan dengan nilai itu, aku masuk di kelas XII-7.
Hal yang paling membuat ku bersyukur dapat bersekolah di 49 adalah karena lingkungan teman-teman yang baik dan cerdas, juga guru-guru yang disiplin dan kompeten. Aku mengambil banyak pelajaran disana. Mulai dari semangat belajar untuk meraih nilai terbaik, hangatnya pertemanan, dan serunya masa-masa sekolah, yang mungkin orang lain tidak rasakan.
Bersekolah di 49 mengantarkanku bersekolah di 14. Orang-orang bilang, “pindahan”. Ya, karena jumlah siswa 49 yang masuk ke 14 lumayan banyak. Bagiku sendiri, bisa diterima di 14 adalah suatu karunia yang tak dapat ku bayar dengan apapun. Karena di 14 lah, aku mendapat hidayah. Mulai dari menutup aurat, tarbiyah, dan semangat berdakwah. Sungguh hidayah termahal yang tak dapat aku sandingkan dengan nikmat apapun.
SMA Negeri 14 Jakarta saat itu, yang merupakan salah satu SMA Unggulan di Jakarta timur, bukan sekolah dengan gedung yang bagus, fasilitas yang mewah, ataupun hal-hal lain yang mungkin menjadi daya tarik bagi sekolah lain. Sebuah gedung tiga lantai dengan cat berwarna hijau yang sudah cukup tua itu tidak akan pernah menjadi daya tarik, namun inner beauty lah yang memancar kuat, membuatku dan ratusan siswa lain memutuskan untuk bersekolah disana.
Selain guru-guru yang sangat kompeten dalam mengajar, nilai plus lain dari SMA 14 adalah kerohanian Islamnya yang begitu kuat dan kental terasa. Masjid Al-Huda 14 dan degrees14 menggoreskan banyak kenangan untuk kami. Di masjid itulah kami dikenalkan dengan suatu aktivitas, namanya mentoring, ada yang mengartikannya dengan mental kotor disaring. Hehe. Ya, terlepas dari banyak orang mengartikan mentoring itu apa, yang jelas memang aktivitas utamanya adalah belajar Islam lebih dalam. Gimana nggak, lah pelajaran agama di sekolah Cuma seminggu sekali dan dengan durasi 90 menit pula? Apa cukup sebagai pelepas dahaga akan rasa ingin tahu kita tentang Islam yang begitu luas?? Disinilah peran mentoring. Pertemuan rutin seminggu sekali, membahas banyak materi tentang Islam, dan juga melatih kami, setidaknya untuk membaca Qur’an seminggu sekali, meski hanya saat mentoring. Mutabaah harian yang dibuat juga menjadi penyemangat untuk terus berlomba dalam meningkatkan ibadah. Yang jelas, di mentoring, kutemukan banyak kebaikan.
Setiap sudut 14 juga Masjid Al Huda, menyimpan tiap kisah menarik yang sangat sulit kulupakan. Sholat dhuha bareng2, keputrian, mentor wada’, dauroh tarqiyah, rihlah, tafakur alam, pesantren kilat, dan masih banyak kegiatan lain yang bermanfaat. 14 dan Rohisnya adalah anugerah terindah dalam hidupku, membawaku ke jalan Ilahi, mengajarkanku banyak ilmu berharga...
Kadang sempat terpikir untuk selamanya saja di 14, menjalani hari-hari yang indah dan selalu dekat dengan Allah swt, karena sahabat-sahabat semua selalu mengingatkan dalam kebaikan, melihat wajah mereka saja hati sudah tenteram, ahh,, sejuknya ukhuwah islamiyah ini... namun hidup tetap harus berjalan, fase hidup harus kujalani. Tiba masanya aku harus pergi dari 14, meninggalkan kenyamanan dan ketenteraman yang selama ini sahabat dan kakak-kakak berikan. Kembali mencari tempat ku menuntut ilmu selanjutnya, setelah 49, dan 14. Di SNMPTN, aku memilih Farmasi Unpad dan Pendidikan Matematika UNJ. Selain itu, aku juga mengikuti tes STAN, STIS, dan Poltekkes Depkes Jakarta II...
STAN dan STIS, sekolah tinggi yang banyak diminati siswa/I seluruh Indonesia. Ya.. termasuk aku. Seluruh ikhtiar juga doa telah kulakukan sekuat tenaga, namun takdir berkata lain, aku tidak lolos.
Perjuangan belum selesai, aku mengikuti tes masuk Poltekkes Depkes Jakarta II, dan memilih jurusan Farmasi. Saat itu, aku masih menunggu pengumuman SNMPTN. Aku hanya berharap Allah memberikanku tempat yang terbaik, tidak hanya dalam menuntut ilmu, namun juga dapat membawaku semakin dekat dengan Nya...
1 Agustus, pengumuman SNMPTN. Aku diterima di Farmasi Unpad. Beberapa hari yang lalu, pengumuman Poltekkes Depkes, aku pun diterima. Farmasi Unpad dan Farmasi Poltekkes Depkes Jakarta II. Keduanya sama-sama Farmasi, jurusan yang orangtuaku harapkan aku ambil. Namun, ada beberapa perbedaan diantara keduaya. S-1 dan D-3, di bandung dan di Jakarta. Yang manakah sebaiknya kupilih???
sel, gue tunggu lanjutannya hahaha. ASHD.
BalasHapus