'mengeja kembali makna cinta' setiap manusia memiliki cinta dalam dirinya. Manusia terjahat pun, ikhwah sekalipun. Cinta itu fitrah. Itu yang sudah sangat sering menjadi pembenaran. Pledooi mereka yang terjebak cinta yang tak semestinya. Cinta memang fitrah, tapi bagaimana mengelola ketika merasakannya adalah tak selalu menjadi fitrah. Cinta itu serupa dengan amarah. Tapi tak sama. Cinta dan amarah sama-sama perlu tempat penyaluran. Tapi bagaimana dangan bijak menyalurkannya adalah sebuah keputusan. Fitrahnya cinta dan fitrahnya manusia sebagai makhluk sosial, bersinergi, menghasilkan sisi negatif cinta. Sudah banyak produknya. Cinta lokasi (bukan cuma di lokasi syuting, ladang amanah pun pernah mencatatkan record nya), cinta syar'i (??), Ttm (basi bgt), bahkan Tts(teman tapi saudara. Bukan saudara sekandung sih, tapi tetep adik-kakak an gitu deh..). Hidup sendiri sebagai makhluk sosial memang nggak mungkin. Tapi bukan berarti harus lawan jenis kan yang selalu ada sebagai temen deket, tempat curhat, temen pulang bareng, belajar bareng? Masih banyak kok temen-temen cewek yang pastinya jauh lebih care dan perhatian sama kamu. So, apa yang kamu cari? sebuah pembenaran lagi-lagi. Satu hal yang selalu di nomor sekiankan oleh temen-temen yang sedang feel of love or falling in love, adalah cinta kepada yang Maha Pencipta. Allah Azza wa Jalla. Padahal Allah ga capek-capeknya untuk kasih cinta&sayangnya untuk kita. Emang beda bentuk dari cinta nya Allah ke kamu sama dari cinta nya ‘aa ke kamu. The simple one is, Allah kasih kamu kedua mata sempurna nan indah, apa bisa digantikan dengan kasih sayangnya’ aa kamu, yang nganter jemput kamu kemanapun kamu pergi, tapi dengan, (maaf) mata yang tidak dapat melihat? Jelas beda kan say, cintanya Allah ga akan pernah bisa tergantikan oleh apapun. Makanya, kamu ga harus nangis terisak-isak, tersedu-sedu, bahkan gantung diri (na'udzubillah),cuma karna diputusin cinta sama ‘aa. Ukhti cantiik, banyak cara pnyaluran cinta yang mudah dan diridhoi Allah koq. Coba bagi cintamu untuk teman-temanmu, sahabatmu. Hidupkan kembali ukhuwah islamiyah... Yuk, kita coba... SDC-100311 catatan ini kubuat nyaris satu tahun lalu, andai saat ini aku bisa berteriak lantang mengatakan hal yang sama..
0 komentar:
Posting Komentar