Minggu, 28 Oktober 2018

Amanah Allah

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

"... Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." QS At-Talaq ayat 2-3.

Manusia berencana, Allah yang Menentukan. Terlalu banyak nikmat yang sudah Allah berikan, sampai kemudian lupa bersyukur. Baru sedikit ujian, sudah mengeluh. Astaghfirullah. Ampuni hamba Mu yang sedikit syukur ini ya Rabb. Hamba yang terlalu terburu-buru. Terlalu banyak kemauan. Terlalu tinggi angan. Sampai lupa bahwa Engkaulah Yang Maha Berkehendak.

Alhamdulillah, segala puji bagi Mu ya Allah yang telah memberikan seorang suami yang sholeh kepadaku. Yang Engkau kirim pada waktu yang tepat sebagai jawaban atas doa-doaku. Aku sungguh mencintainya karena Engkau. Dengan nya, semakin bertambah ketaatanku terhadap Engkau. Semoga dia benar menjadi penyempurna separuh imanku dan kami akan berkumpul di syurga Mu kelak. Allahumma aamiin.

Aku manusia biasa. Hal wajar yang diharapkan setiap pasangan yang telah menikah adalah memiliki buah hati. Begitupun aku. Menjelang bulan kedua pernikahan ini, aku sungguh berharap bisa mengandung. Aku ingin melahirkan putra putri yang sholeh dan sholehah. Membangun peradaban dan generasi rabbani. Sehingga tiap menjelang tanggal haid, aku selalu cemas. Dengan penuh harap aku berdoa agar aku telat haid kemudian positif hamil.

Tiap pasangan memang memiliki cerita tersendiri tentang pernikahan dan penantian terhadap buah hati. Ada yang langsung diberikan, ada yang menunggu 1 bulan, 1 tahun, atau bahkan bertahun tahun untuk menanti sang buah hati. Menunggu hadirnya anak sebenarnya sama seperti saat menunggu jodoh. Rahasia Allah. Kita tidak tahu kapan Allah akan kirimkan jodoh kita, siapa dia, dan dari mana asalnya. Tapi disaat yang tepat kemudian Allah pertemukan dan penantian itu terbayar sudah. Jika soal jodoh yang terpenting adalah bagaimana kita mengisi penantian itu dengan hal2 yang positif dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, begitu juga dengan menunggu sang buah hati.

Kadang aku berpikir bahwa mungkin Allah melihat aku yang belum siap untuk diberi amanah besar ini. Dari banyak hal yang aku sendiri mungkin tidak ketahui. Aku sadar, amanah ini begitu besar. Begitu berat. Seorang anak, titipan Allah. Yang pastilah akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Kesiapan mental dan ruhiyah sangat diperlukan.

Aku merenung, berpikir, menyadari bahwa penantian ini tidaklah mungkin sia-sia jika kita libatkan Allah dalam setiap prosesnya. Ikhtiar dan doa sebaik baiknya.

Demi Allah, Dia Maha Pemurah, Dia tidak mungkin menelantarkan hamba-Nya. Dialah yang melimpahkan rezeki-Nya kepada kita dengan tiada putusnya...


Kamar kita,
28 Okt 2018
Aku merindukan mu cinta🌸