Jumat, 21 Januari 2011

muslimah farmasis sholehah dan berdaya guna

Segala puji bagi Allah, aku memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan diriku, dan keburukan amal perbuatanku. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 102:


“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kalian mati, melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
Bila ditengok pada awal kejayaan Islam, figur-figur yang tampil memainkan peranan dalam panggung sejarah memang didominasi oleh kaum pria. Namun, pada masa itu kaum muslimah pun ikut memainkan peranan dalam segala aspek kehidupan. Mereka adalah wanita-wanita sholehah yang rela mengorbankan apa saja yang mereka miliki demi Islam. Mereka rela menanggung penderitaan berupa penganiayaan, siksaan bahkan kematian demi mempertahankan aqidahnya.
Untuk meneladani peranan mereka pada masa itu, perlulah kita melihat kembali bagaimana profil wanita-wanita muslimah pada zaman Rasulullah melalui penelusuran sejarah hidup istri Nabi, putri dan shahabiyah yang hidup di sekitar Rasulullah.
Setiap wanita yang memasuki kehidupan Rasulullah saw dan para shahabiyah yang dididik oleh Rasul adalah wanita yang lain daripada yang lain. Mereka adalah wanita muslimah yang bertaqwa, shalihah, melaksanakan ketentuan dan perintah Tuhannya, berusaha seoptimal mungkin mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat dunia akhirat, bersegera melakukan kebaikan dan berlomba-lomba mendapatkan amal shalih. Rela berkorban harta, ilmu, jiwa bahkan raga demi tegaknya keadilan dan kebenaran.
Khadijah binti Khuwailid
Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Istri mukminah yang besar cintanya inipun tampil memberikan segenap bantuan dan pertolongannya kepada Nabi, suami tercinta. Dengan setia dia menolong suami dalam menanggung beban yang amat berat akibat ejekan yang begitu kejam. Tidak ada kesedihan dan kegundahan oleh penolakan kaum terhadap dakwah Rasul, karena Khadijah selalu tampil, menguatkan dan memotivasi diri Nabi. Bahkan ketika kaum muslim menghadapi berbagai gangguan yang begitu berat, Khadijah tampil bagaikan gunung yang berdiri tegar. Hal ini karena ia memahami betul firman Allah,



“Alif laam miim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja untuk mengatakan: ‘Kami beriman,’ sedang mereka tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut 1-2)
Khadijah tetap tegar dan tidak putus asa. Setiap langkahnya selalu merfleksikan firman Allah,


“Kalian sungguh-sungguh akan diuji dalam harta dan jiwa kalian. Kalian juga benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian (Yahudi dan Nasrani) dan dari orang-orang musyrik, gangguan dan cercaan yang banyak. Jika kalian bersabar dan bertaqwa, sesungguhnya sikap kalian yang demikian itu memang termasuk hal yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran 186)
Aisyah binti Abu Bakar.
Aisyah adalah seorang wanita yang telah membuktikan kepada dunia sejak 14 abad yang lalu bahwa seorang wanita memungkinkan untuk lebih pandai daripada kaum laki-laki dalam bidang politik atau strategi perang.
Az-Zuhri berkata, “Seandainya ilmu semua wanita disatukan, lalu dibandingkan dengan ilmu aisyah, tentulah ilmu aisyah lebih utama daripada ilmu mereka.”
Selain itu, aisyah adalah seorang istri yang paling berjiwa mulia, dermawan, dan sabar dalam mengarungi kehidupan bersama Rasulullah yang serba kekurangan.
Fathimah Az-Zahra binti Muhammad
Dengan didikan langsung Rasulullah, Fathimah tumbuh menjadi seorang wanita yang selalu menjaga kehormatan dan kesucian dirinya, menyenangi kebaikan,dan berakhlak mulia.
Asma binti Abu Bakar
Asma adalah seorang wanita pemberani dan tidak takut celaan orang-orang yang mencela selama ia berada di jalan yang benar. Ia bahkan pernah ikut dalam perang yarmuk, serta pernah juga merasakan penyiksaan dari musuh Allah, Abu Jahal, hingga menerima pukulan Abu jahal yang memerahkan pipinya karena tidak bersedia menunjukkan tempat persembunyian ayahnya.
Mereka adalah wanita-wanita sholehah yang tidak hanya berjuang dijalan Allah, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Namun, tidak mudah untuk menjadi wanita sholehah seperti mereka, butuh kerja keras dan kesabaran dalam belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, para iblis dan musuh Islam telah mengetahui sepak terjang dan peran penting wanita muslimah dalam membangun masyarakat muslim. Para musuh Islam telah menemukan jalan terbaik untuk menghancurkan Islam, yaitu dengan menghancurkan aqidah wanita muslimah. Cara ini dibalut dengan berbagai istilah menipu seperti emansipasi, modernisasi ataupun banyak slogan lain yang menyesatkan.
Salah seorang pemimpin dari negeri Imprealis mengatakan, “Minuman keras dan kecantikan wanita lebih mampu menghancurkan umat Muhammad daripada seribu senjata.”
Ataupun perkataan seorang pembesar misionaris yang mengatakan, “Kita harus berusaha menghancurkan wanita muslimah, kapan saja kita bisa berhadapan dengan mereka. Hiasilah perilakunya dengan segala sesuatu yang haram. Saat itulah kita bisa menghancurkan agama mereka.”
Wanita diibaratkan seperti senjata yang bermata dua. Apabila mereka baik dan menunaikan fungsi dasar sesuai dengan garis besar yang telah ditetapkan kepadanya, niscaya akan terbangun masyarakat Islam yang berakhlak mulia. Akan tetapi, apabila wanita menyimpang dari fungsi dasar yang telah digariskan Islam kepadanya, berjalan pada jalur kesesatan, dan jauh dari jalan kebaikan, saat itulah wanita menjadi senjata yang dapat merusak dan menghancurkan masyarakat.
Oleh karena itu Rasulullah saw telah mengingatkan umatnya tentang bahaya wanita yang menyimpan dari kodratnya. Hal ini dikarenakan modernisasi dan globalisasi, sehingga wanita muslimah era modern menganggap hal-hal yang mereka lakukan adalah benar padahal hal-hal tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam.
Berpakaian tapi telanjang
Dari Ummu Salamah r.a: Pada suatu malam, Rasulullah saw bangun tidur lalu berkata, “Tiada Tuhan selain Allah. Fitnah apa yang diturunkan pada malam ini? Pusaka apa yang diturunkan pada malam ini? Siapakah orang yang telah membangunkan para penghuni kamar? Berapa banyak perempuan berpakaian di dunia tetapi telanjang kelak di akhirat?” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah bersabda, “Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah kulihat. Pertama, sekelompok orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyiksa orang lain. Kedua, perempuan yang berpakaian tapi sebenarnya mereka telanjang. Kepala mereka seperti punuk unta dan berlenggak-lenggok. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, padahal wangi surge bisa tercium dari jarak perjalanan sekian…” (HR. Muslim)
Hadits diatas menjelaskan bahwa ada sekelompok perempuan yang memiliki sifat-sifat nista, memperlihatkan aurat, tidak menjaga kesucian diri, menghembuskan fitnah kepada orang-orang beriman, memikat hati orang-orang yang lemah iman, dan membangkitkan syahwat dengan cara yang tidak benar. Mereka kelak akan mendapatkan murka Allah dan laknat seluruh penghuni bumi.
Bagaimana perempuan berhias
Dari Anas bin Malik r.a: Rasulullah saw melaknat kaum laki-laki yang suka berdandan menyerupai perempuan dan kaum perempuan yang suka menyerupai laki-laki. Nabi saw bersabda, “Keluarkanlah mereka dari rumah kalian.!” Kemudian, beliau mengeluarkan si Fulan dan ‘Umar mengeluarkan si Fulan. (HR. Ahmad)
Pada dasarnya, perempuan terikat dengan fitrah atau karakter penciptaannya. Karena itu, hanya dengan alasan untuk mempercantik diri dan mengenakan perhiasan, maka perempuan tidak sepantasnya berdandan menyerupai laki-laki. Perempuan juga tidak semestinya berdandan melampaui batas dengan mengubah penampilan asli, seperti menyambung rambut ataupun meluruskan rambut.
Dari Imran bin Al-Hushain: Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, parfum bagi laki-laki adalah yang tidak berwarna tetapi wanginya kuat,. Ketahuilah, parfum bagi perempuan adalah yang berwarna tetapi wanginya lembut.” (HR Abu Dawud)
Interaksi perempuan dengan laki-laki
Dari Uqbah bin ‘Amr r.a: Rasulullah saw bersabda, “Waspadalah, jangan menemui kaum perempuan.” Seorang laki-laki anshar bertanya, “walaupun ia saudara ipar?” Nabi menjawab, “menemuinya seperti menemui kematian.” (HR. Ahmad, Bukhari, Tirmidzi)
Islam memberikan perhatian yang begitu besar dalam memuliakan kaum perempuan dan menjaga kaum perempuan dari gossip yang menyesatkan. Islam juga melarang perempuan berduaan dengan laki-laki yang bukan muhrim karena bisa menjerumuskan pada perbuatan haram.
Dengan sedikitnya jumlah kaum laki-laki di dunia yang mencapai perbandingan 1:3 terhadap wanita, bukan berarti hilangnya peran laki-laki dari perjuangan jihad fii sabilillaah, namun bukan berarti juga mendominasinya peran kaum wanita. Wanita dapat memegang peranan penting dalam dakwah Islam dengan tetap berkiprah sesuai dengan kapasitas dan fitrahnya. Dan dengan terobatinya krisis figure teladan di era modern ini, akan lahir muslimah-muslimah dengan akhlak dan aqidah yang baik, yang dapat menjadi pembangun peradaban masyarakat Islam dan kembalinya kejayaan Islam, di kampus Farmasi khususnya.

Al-Istanbuli Mahmud Mahdi, Musthafa Abu Nashr Asy-Syilbi. 2003. Wanita Teladan Istri-istri, Putri-putri, dan shahabat wanita Rasulullah. Bandung. Irsyad Baitus Salam
Al-Syaikh Badwi Mahmud. 2009. 100 Pesan Nabi untuk Wanita. Bandung. PT Mizan Pustaka
www.google.com

sahabat dalam dakwah

tadi baru saja melihat foto2 sahabatku, sebut saja S, di facebook. Tanpa tersadar, airmata ini menetes. Ada apa kiranya air mata ini memaksa keluar??

***

Kami memulai persahabatan kami di smp. Berlanjut di sma. Ada yang menyebutnya sekolah madrasah aliyah. Aneh. Ya, karena kerohanian islam di sana sangat kental. Kami terjerat. Kelas satu sma kami memakai jilbab. Entah, itu disebut jilbab atau kerudung. Yah, yang jelas rambut kami tertutupi. Kain putih itu masih tipis, dan kemungkinan besar menerawang. Saat itu kami belum begitu ngeh dengan jilbab syar’i. Lambat laun, jilbab kami memanjang. Sedikit, demi sedikit. Perlahan, kain putih itu menutupi tempat yang memang seharusnya dia tutupi.

Dengan kain putih yang semakin kami tarik kebawah agar menutupi dada, semakin menerawanglah ia. S, memulainya. Dia mendobel kerudungnya. Ya, dengan melihat dan meniru style kakak kelas kami yang sudah terlebih dahulu begitu.

Subhanallah, dia terlihat begitu anggun. Lagipula, wajahnya memang cantik. Jilbab tebal nan panjang itu melambai setiap kali ia berjalan.

Apa? Aku? Bagaimana dengan aku?
Ya, aku juga seperti itu sih. Memakai jilbab syar’i. Ditambah dengan manset menutupi ujung tangan kami. Tapi memang, aku tak seanggun, selembut, dan secantik dia. Tapi, yasudahlah, itu tak penting menurutku. Yang jelas, aku senang bersahabat dengannya.

***

suara tilawahnya bagus, perlahan dan tajwid yang dibacanya benar. Napasnya panjang, sehingga terdengar begitu indah. Subhanallah,Aku yang mendengarkannya saja begitu terbawa suasana. Aku ingin seperti dia. Karena suara tilawahku tidak sebagus itu.

***

kubuka terus album foto di facebook itu. Semakin kulihat, semakin miris hati ini. Ah, ukhti, ada apa dengan dirimu? Apa yang membuatmu berubah?

***

memang banyak yang memakai kain putih di kepala itu di sekolahku. Ya, meskipun secara tersirat terlihat seperti dua aliran. Jilbabers, dengan jilbab syar’i nya. Dan jilbab gaul, dengan lilitan-lilitan ataupun si kain putih yang menerawang itu. Kami masuk golongan yang mana? Tentu kau sudah bisa menebaknya.

Kami pun terbawa arus. Tersesat di jalan yang benar. Banyak yang mengatakan seperti itu.
***
Ahh, tak sanggup jari ini meng-klik untuk foto-foto selanjutnya. Apa penyebabnya ukh? Apa?? Katakan padaku, sahabatmu ini, sahabat 6 tahun kita bersama. Melewati manis pahit kehidupan sma, cobaan, ujian. Kita sama-sama belajar menjadi perempuan yang lebih baik. Akhwat ukh!! Jangan lupakan tujuan kita, ukh, jannahNya.. jangan berhenti sebelum kita masuk kesana..

***

pengumuman itu. Ya. Pengumuman itu yang mulai memisahkan kita. Saat itu, tak terpikir olehku jarak akan membuat engkau berubah. Mengapa?? Karena tiga tahun dibina oleh murabbiah kita, tidakkah itu membekas di hati ini? Tidakkah cerita cerita miris tentang banyak akhwat yang berubah setelah di perkuliahan itu membuat kita enggan mengambil pelajaran?? Dan berpikir, kita tidak akan menjadi salah satu bagian dari akhwat itu?? Tapi, ternyata, engkau menjadi salah satu bagian dari akhwat itu.

Apakah godaan disana begitu kuat ukh? Tak adakah sesuatu untuk kau pegang?? Iman!! Dimana iman itu ukh? Dimana??? Apa kabar iman itu ukh? Apa kabar??

Masihkah ia putih, seputih kain putih yang dahulu kita kenakan bersama-sama??

Mungkinkah engkau sudah terkena seleksi alam itu?? Ah, tidak. Jangan ukh, aku sangat sayang padamu, jangan pergi dari sini. Jalan ke-islaman.

***

Ah, kain itu sudah berubah seperti sedia kalanya. Awal dia memakainya. Manset mu dimana ukh?? Tertinggalkah ia di jakarta?? Kain dobelan jilbab mu dimana?? Belum keringkah ia, karena disana sering hujan, sehingga engkau tak mendobel kerudung tipismu?? Astaghfirullah, sungguh ukh, tak ingin aku bersu’udzhan.

Tapi aku hendak bertanya. Masihkah kaos kaki itu kau pakai? Masihkah engkau mengikuti mentoring pekanan? Masihkah engkau baca surat cintaNya? Masihkah engkau jauhkan dirimu dari virus mematikan bagi seorang aktivis dakwah? Masihkah ukh?? Masihkah?? Masihkah?!!!
Semoga, ya.
Dan aku ingin dengar, kata ya, dari bibirmu.

***
jakarta, 29 november 2009
aku yang sangat mencintai sahabat2ku, sahabat dalam dakwah.

Kenapa aku harus menangis?

Kenapa aku harus menangis…
kalau hanya karena Dunia, padahal engkau tahu dunia hanyalah tempatmu singgah…
ada sesuatu yang pasti terjadi,
sebuah Kematian…
padahal nun di Palestina, Dunia bukanlah tujuan,
Mati SYAHID jadi impian ...
Ridho Allah jadi tujuan...
cukup tempatkan Dunia di tanganmu,
jangan beri dia tempat di hatimu...
segala ujian Dunia, jadikan langkah untuk meningkatkan keimanan...
Jangan Berhenti.
Apalagi Mundur.
Tahukah engkau...
Ketika resah, gundah itu datang,
berarti itu sinyal untukmu...
Dekatilah Dia.. Peluk Dia.. Menangislah dihadapan-Nya...
Rasakan Belaian-Nya..
Cukup tempatkan cinta-Nya di hatimu yg tertinggi..
Dan tolong...
Jangan gantikan cinta-Nya dengan cinta yang lain....

-boleh copas

cinta kita beda

aku bertanya kepadamu, dimana kebaikan zina, kalau mendekatinya saja merupakan keharaman?

"dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adl suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk" (Qs. al isra:32)

aku bertanya kepadamu. Dimanakah kebaikan zina kalau Allah swt sudah menggandengkan zina dgn syirik dan membunuh jiwa?

"dan org2 yg tidak menyembah Tuhan lain beserta Allah dan tdk membunuh jiwa yg diharamkan Allah (membunuhnya) kcuali dgn alasan yg benar, dan tdk berzina, barangsiapa yg melakukan yg demikian itu, niscaya dia mndapat (pembalasan) dosa (nya), yakni akan dilipatgandakan azab untuknya pd hari kiamat dan dia akan kekal dlm azab itu, dlm keadaan terhina kcuali org2 yg beriman." (Qs. al furqan 68-70)

aku bertanya kepadamu. Dimana kehalalan pacaran, kalau yg ada justru larangan utk mengumbar pandangan?

"pandangan itu adl panah beracun dr panah2 iblis. Maka barangsiapa yg memalingkan pandangannya dr kecantikan seorang wanita ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan dihatinya kelezatan sampai hari kiamat." (Hr. ahmad)

"palingkanlah pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian." (Hr. Thabrani)

aku bertanya kepadamu. Dimana letak kehalalan pacaran, yg hadir di pikiranmu sesuatu yg diharamkan oleh Allah, yg hanya jd angan-angan tanpa makna?

"laksana fatamorgana ditanah yg datar, yg disangka air oleh org2 yg dahaga, tetapi bila didatanginya air itu, dia tdk mendapatkannya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal shalih dgn cukup dan Allah adl sangat cepat perhitunganNYA. (Qs. an nur 39)

aku bertanya kepadamu, seberapa tinggi kemuliaan derajatmu, sedangkan ucapanmu menjadi kezaliman di muka bumi?

"semua ucapan anak adam (manusia) itu akan berdampak negatif kepadanya, tidak akan berdampak positif, kecuali ucapan amar ma'ruf atau nahi mungkar atau dzikir kpd Allah." (Hr. Tirmidzi)

aku bertanya kepadamu, dimana kehalalan pacaran, sedang perbuatanmu justru menjauhkannya dari cinta Allah dan Rasul Nya?

"sungguh ditusukkannya kepala seseorang dr kalian dgn jarum dari besi lebih baik baginya daripada ia menyentuh wanita yg tdk halal baginya." (Hr. Thabrani)

aku bertanya kepadamu, seberapa tinggi derajatmu dibanding Rasulullah, sehingga kamu sudah tidak punya rasa malu utk berbuat sesukamu?

"sesungguhnya diantara yg bisa dipetik oleh manusia dr perkataan kenabian yg terdahulu ialah jika engkau tdk malu maka berbuatlah sekehendakmu." (Hr. Bukhari)

dan aku bertanya kepadamu "seberapa siap engkau mempertanggungjawabkan perbuatanmu kelak dihadapan Allah?

Bukankah engkau tahu?
"barangsiapa yg berbuat kebaikan walau seberat biji sawi, maka dia akan mendapatkan balasannya. Dan barangsiapa yg berbuat keburukan walau seberat biji sawi, maka dia akan mendapatkan balasannya pula." (Qs. Al zalzalah 7-8)



sumber: kutipan isi buku cinta kita beda

-Muhammad Nazhif Masykur

-Evi Ni'matuzzakiyah...



Bukalah hatimu, hatiku menyampaikan....

pesona mu ukhti....

aku tdk tahu, apakah pesona ny yang memikat, atau akal ku yg sedang tiada di tempat"*1

kita memiliki byk kesamaan, itu yg membuat aku terus berpikir,

kita jodoh..


saat sahabatku si bph rohis mengingatkan,

"tataplah dgn mata hatimu, jangan terpedaya oleh mata di wajahmu.."


Ya,ya, kupikir, aku melihatmu dgn mata hatiku..

kamu tdk cantik, walaupun kuakui kamu sedikit manis,

kamu tdk lebih pintar dariku, walaupun kuakui kamu memang cerdas dan berbakat,

dan, ya.. Aku melihat dgn mata hatiku,

kamu sholehah dgn kain putih menutupi rambutmu, (pikirku saat itu)

kamu berbeda,

dan kita sama...

Menurutku, pantaslah aku mendapat julukan ikhwan dgn notabene ku sbg bph rohis, meskipun aku takut juga jika nanti di yaumul mizan, bagaimana aku mempertanggungjawabkan amanah yg hanya aku jadikan pengisi waktu luang, tanpa hati,

tapi, yasudahlah, hidupku masih panjang, nanti saja aku taubat nasuha... Haha *2


"aku tdk tahu, apakah pesona ny yg memikat, atau akalku yg sedang tiada di tempat"

aku pikir, kita bisa pacaran.

Eitss,tunggu dulu ukh, pacaran islami dong..

Aku juga tahu syariat.. Jadi, aku takkan melanggarnya..


Hmm.. Ternyata sulit juga mengumpulkan keberanian untuk menembakmu,

perasaan yg berbeda..


Kamu begitu istimewa,

kucari tahu semua tentang dirimu.. Hobby mu, sekolah mu dulu, keluargamu, dan bahkan sudah kutemukan alamat frenster mu..

Mulai kubuka, kucari tahu.

Subhanallah, dahulu kamu anak madrasah? Wow, that's cool..

Aku semakin kagum..

Kagum dan kagum..

apalagi melihat mu yg sepertinya sangat alim..


banyak info yang kudapat dr fs mu.. Tak sulit kucari tahu tentang dirimu..

Lagi dan lagi, aku terkagum.

seorang bph osis, bahkan.. wah,wah, aku tidak salah melihat pesona mu..

kenapa sepertinya Allah memberi jalan bagi kita?

ya, jadi lebih mudah.

Aku, yang saat itu menjadi ketua panitia sebuah acara, melihat list daftar contact person sekolah lain..

apa? Aku melihat nama yang mirip dengan nama mu. Tidak. Tidak mungkin. Itu benar namamu.

*nama disamarkan (silakan bayangkan sendiri)*

kartu mu si kuning.

berdegup kencang jantungku. Sesak nafasku. Shock anafilaksis...

berhari-hari aku gemetaran memegang telepon selular ku, meski hanya melihat nomor ponsel mu..

astaghfirullah, perasaan apa ini?

sepertinya setan berhasil menemukan celah diriku..

ku ketik sms pertama ku padanya.

Wow,ternyata dia sangat ramah. Berlanjutlah percakapan kami.

Dia ternyata tipe wanita yg sangat menyenangkan utk diajak berdiskusi.

Kamu berbeda,

dan kita sama..

kamumania,

ya, aku menjadi kamumania..


kamu suka film xxxx? Hmm.. akan kucari tahu.,

kamu suka musik? Olahraga? Buku?


dan aku suka semua yg kamu suka..


ahh.. terlalu meng-adiksi..

kamu terlalu sulit dilupakan dan diskusi dgnmu sangat menyenangkan..

kamu tahu apa yg tak ku ketahui,

sadarkah ukh? Kita saling melengkapi..

ah, lelah terus menerus seperti ini.

aku penasaran, penasaran dengan perasaanmu kepadaku. Apakah kamu merasa hal yg sama denganku?

Ahh, tak berani ku ber-spekulasi.

kenapa? Rasa apa ini? Kamu tidak menyukai ku kah?

perasaan aneh, ku kirim saja email, bertanya padamu.

Sama saja. Ramah tetapi datar.

Biar saja, karna aku terlanjur kagum.

Tentu saja sahabatku si bph rohis itu tdk mengetahui yg kurasakan dan kulakukan..

Ah,, seperti paranormal dia. Tak tahu darimana, tak ada gunung meletus atau tsunami.. Dia memberiku sebuah artikel tentang tipu muslihat setan yg akan menyesatkan seluruh umat manusia. "cari temen" buat di neraka.. dan cara yg dia pakai adl pacaran via dunia maya (ponsel) yg termasuk berkhalwat dgn bukan muhrim, -meski banyak yg kontra terhadap hal ini-

Astaghfirullah.. (nampaknya aku termasuk yg pro)

bagai tersambar petir, terkena wedhus gembel gunung merapi, bahkan tersapu tsunami mentawai..

aku tersadar,

dan aku tersadar.

bahwa yg aku lakukan selama ini salah, telah melenceng dr syariatNya..

telah ku nodai hatiku, dan telah tertipu aku oleh tipu daya setan..

Aku benci melihat setan tersenyum bangga saat melihatku berhasil masuk ke perangkapnya. Sial, sial..

dan aku, kini, berniat bertaubat. Taubat nasuha. Tak perlu ku tunda.

Ditambah lagi si bph rohis yg terus menerus mencekoki ku dengan artikel2 islami.

Kalimat "wanita yg baik, utk laki-laki yg baik.."

astaghfirullah..

kamu, wanita yg baik, teganya aku ingin menodai hatimu, juga cinta mu padaNya, mungkin..

ku hapus niatanku untuk menjadikanmu pacarku, dan ku ubah dengan doaku padaNya..

Entah mengapa aku begitu yakin akan kalimat diatas. Aku, bukan laki-laki yg baik, apalagi pantas disebut ikhwan, -meski ada tampang dan selalu berpenampilan layaknya seorang ikhwan-

aku pikir, kita tidak akan pernah berjodoh.

kita berbeda, tidak mirip, kenyataanya.

Jadi, aku putuskan utk berubah. Berubah jadi manusia yg lebih baik,

ya, yg lebih baik, mungkin saja Allah berkenan menjadikan kita jodoh..

itu harapanku.

Kukirim email, bahwa aku telah memutuskan utk berubah. Menjadi manusia yg lebih baik. Kukatakan, sebaiknya kami berhenti berhubungan, bukan, bukan dengan niat ingin memutus silaturahim, tetapi, agar aku lebih khusyuk dalam perbaikan diri, karna, aku pun tak tahu, tipu daya setan seperti apa lagi yg akan mencelakakanku.. aku manusia biasa.. aku punya hati, dapat mencintai..

Ya, dan ukhti pun membalas. Kami sama-sama setuju

Dengan berat hati, ku hapus nomor ponselnya. Ahh, tidak. Aku terlanjur hapal nomor ponselnya. Semakin berat saja rasanya perjuanganku ini.

dan alamat emailnya pun terlanjur ku hapal.

Istighfar. Ku ucap beratus-ratus kali.

Aku laki-laki.

Pantasnya, aku memegang prinsip, dan menepati janji, apalagi ini janji dengan Zat Yang Maha Pencipta..

Disela doaku, kusempatkan. Berharap Allah berkenan menjodohkan kami. Cinta ini, biar ku pendam, sampai saat yg tepat, menjadi halal dan indah.. Aku akan mengkhitbahmu..

Kusibukkan diriku dengan tarbiyah. Kini, aku bukan aku yg dulu. Kusibukkan diriku dgn amanah2. Kuperbanyak ilmu tentang agama. Mungkin ilmu agama kita bisa sepadan, dan Allah berkenan menjadikan kita jodoh..

Lama tak berkomunikasi. Namun, bukan berarti aku melupakan kenangan bersamamu. Aku pun masih ingat nomor ponsel dan alamat emailmu. Tapi, tentu saja rasa ini telah ku bingkai dengan ma'rifatullah, dan kupagari agar tidak melenceng dr syariatNya..

Lama dan lama..

Hp ku berdering. Satu pesan masuk. Nomor tidak tersimpan.

Apa? Tidak mungkin. Ukhti mengirimiku sms. Padahal dulu, selalu aku yg memulai percakapan.

Apa kamu berubah?

Rasa ingin tahuku kembali muncul. Jiwa detektifku menyeruak.. Kuputuskan untuk mencari tahu, seperti apa dirimu sekarang.. sekaligus kujadikan pertimbangan, pemantap untuk mengkhitbahmu, nanti.

Sepertinya, tidak ada hal aneh atau perubahan berarti dr dirimu.

Ah,tentu saja. Kamu tidak berubah. Masih sama seperti dulu.

Tapi, aku yg kini, agak ilfeel dgn wanita yg terlalu dekat dgn lawan jenis.. Semoga memang benar, niatmu hanya untuk menjalin silaturahim.

Aku tertarik untuk membuka diskusi baru denganmu. Tema nya klasik, tapi menarik. Tentang pacaran di kalangan aktivis, dan peran kita sebagai sahabat dlm terjerumusnya ke lembah pacaran.

Ini akan menjadi diskusi yg alot. Dan aku akan memperlihatkan semua kebolehanku, ilmuku yg selama ini kupelajari.
kukirim email.
dengan harap harap cemas, aku menunggu balasan.

satu jam.

dua jam

satu hari, seminggu.

tak mungkin kamu tdk membaca nya.

Sibukkah?

Atau, bingungkah harus menjawab apa? Aneh. Kenapa harus bingung. Kamu tidak pernah kehabisan kalimat2 utk diuraikan. Sederhananya, kamu hanya perlu menjelaskan, apa yg menjadi jawabanmu, dan itu menyiratkan prinsipmu. Dan kamu terdiam.

Apa? Mengapa?

apakah kamu tipe orang yg melegalkan pacaran? Apa prinsipmu sebenarnya? Dan, bagaimana dirimu sebenarnya??

ataukah, ataukah aku sendiri yg ber-spekulasi? Dibutakan oleh kekaguman ku pada dirimu? Ekspektasi yg terlalu tinggikah? Ataukah pesona dr sosokmu yg tak kutemukan pada akhwat lain telah membuatku mengkhayalkan tentang sosok sempurna dirimu?



'aku tak tahu, apakah pesona ny yg memikat, atau akalku yg sedang tiada di tempat"

wanita yg baik, untuk laki-laki yg baik..

laki-laki yg baik, untuk wanita yg baik..

kubuka Al Qur'an terjemahan, Qs. an Nur ayat 26 (mari kita sama2 buka)

"perempuan perempuan yg keji utk laki laki yg keji, dan laki laki yg keji utk perempuan yg keji (pula), sdgkn perempuan perempuan yg baik utk laki laki yg baik, dan laki laki yg baik utk perempuan perempuan yg baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yg dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yg mulia (surga).

juga Qs an Nur ayat 3..

"pezina laki laki tdk boleh menikah kecuali dgn pezina perempuan, atau dgn perempuan musyrik, dan pezina perempuan tdk boleh menikah kecuali dgn pezina laki laki atau dgn laki laki musyrik. Dan yg demikian itu diharamkan bagi orang mukmin."


wallahu a'lam bishshawwab


*1: perkataan seorang penyair, hasil saduran

*2: kalimat yg tidak baik, sangat disarankan untuk tidak ditiru.

Bagaimana agar doa cepat dikabulkan??

Akhi Ukhti fillah, pastilah kita semua pernah memanjatkan doa. Apa yang bisa didapatkan seorang muslim muslimah tanpa doa? Doa adalah senjata utama orang mukmin dalam segala kondisi dan keadaan. Sebagaimana Allah berfirman,

” Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mukmin: 60)

Namun terkadang doa yang kita panjatkan tidak terkabul. Tahukan akhi ukhti sekalian mengapa doa bisa tidak terkabul? Apa apakah saja yang menyebabkan doa tidak terkabul?

1. Mengkonsumsi barang yang haram
Sebenarnya, doa tidak dikabulkan Allah bukan karena Allah tidak sudi, namun keampuhan doa lenyap karena adanya penghalang. Penghalang itu berupa makan, minum, dan memakai sesuatu dari yang haram.

2. Tergesa gesa ingin menuai hasil doa, lalu meninggalkannya
Betapa banyak diantara kita tatkala diingatkan untuk berdoa lalu menjawab, “aku sudah banyak berdoa, toh tidak dikabulkan juga”.

Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,

“Akan dikabulkan salah seorang dari kalian selama berdoa untuk sesuatu yang mengandung dosa atau memutus silaturahmi, selagi ia tidak tergesa-gesa. Lalu dikatakan, “Wahai Rasulullah, apa maksud dari tergesa-gesa itu? Beliau Bersabda, “Yakni dengan mengatakan, ‘aku telah berdoa namun (Allah) tidak juga mengabulkan untukku. “Lalu dia merasa sia-sia berdoa dan meninggalkannya.” (HR. Muslim)

3. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Masih kita rasakan, bencana demi bencana mendera negeri ini. Belum adakah orang shalih di antara kita yang berdoa? Mungkin sudah. Tapi ketika kemungkaran dibiarkan merajalela, dosa dan maksiat dianggap biasa, maka bencana akan menimpa.
Rasulullah SAW. Bersabda,

“ Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian benar-benar mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, atau kalu tidak, niscaya hamper-hampir Allah akan menimpakan bencana kepada kalian, lalu kalian berdoa kepada-Nya, tetapi doa kalian tidak dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

4. Salah cara
Agar doa bisa diterima Allah, harus ikhlas dan benar caranya. Kesalahan dalam berdoa misalnya adalah melampaui batas dalam berdoa. Allah berfirman,

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas.”
( QS. al-A’raf: 55)

Kesalahan lainnya adalah mengkhususkan tempat untuk berdoa yang tidak dikhususkan oleh syariat. Seperti mengistimewakan kuburan daripada masjid ataupun rumah.

5. Syirik kepada Allah
Syirik dalam berdoa adalah kesalahan yang paling fatal pada orang yang berdoa. Yakni seseorang yang berdoa kepada Allah, namun disaat yang lain ia berdoa kepada sesembahan selain Allah. Allah berfirman,

“Dan sesungguhnya masjid masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah (berdoa kepada Allah) sesuatupun di dalamnya di samping (berdoa kepada) Allah.”
(QS. al-Jin: 18)

Setan dan bayangan tentangnya..

Dulu ku bertanya, buat apa kita menjaga pandangan
Tak boleh menatap mata si ikhwan
Namun kini, kudapatkan jawaban
Suatu kisah dari pengalaman…

Awal bertemu,, tak sengaja ku menatapnya..
Tak ada perasaan apa-apa. Inilah rezeki dari ALLAH..
Tak sengaja, bertemu untuk yang kedua kalinya
Ini salahku..
Aku tak menjaga pandangan..
Aku melihatnya dengan jelas, dengan sepuas hatiku
Tiba-tiba, timbullah perasaan..
Perasaan ingin terus melihat dia,,
Dan aku, mengikuti bujukan setan itu..
Aku berusaha dekat dengannya..
Sudah dekat, aku terus memandanginya,,
Ya ALLAH,, ini salahku… mengapa ku tak menjaga pandangan..??
Dan akhirnya, setan tertawa,,
Kini aku terus terbayang oleh wajahnya, rambutnya, matanya, semuanya…
Otak ini, tak kuasa untuk tidak memikirkannya…
Ya ALLAH, maafkanlah aku.. maafkanlah hambaMu yang lemah ini..
Aku telah menodai mataku untuk melihatnya Ya ALLAH…

Akhirnya, aku sadar..
Menjaga pandangan itu perlu
Ya ALLAH, Bantu aku melawannya…
Setan dan bayangan tentangnya..

Ahlan wa Sahlan ya Akhi..


“Subhanallah, belum pernah aku menemukan seorang ikhwan (laki-laki) sepertimu. Semoga Allah selalu menjagamu.” Lirih Zahra ketika melihat Arif berjuang keras mencari dana untuk acara Pesantren Kilat.
Menurut Zahra Althafunnisa, Arif adalah pemuda yang beda, boleh dibilang langka. Dia pandai, rajin, dan alim. Kepandaiannya tidak hanya dibidang ilmu eksak, tapi juga ilmu agama. Suaranya ketika mengumandangkan adzan atau tilawah Al-Qur’an sangat indah. Semua akhwat (perempuan) di sekolah mengaguminya, tak terkecuali Zahra. Namun Zahra telah berprinsip bahwa tidak akan berpacaran sebelum menikah. Oleh karena itu, Zahra selalu menjaga hijab (menjaga pandangan) dengan semua ikhwan, termasuk Arif.
Pemuda kedua yang membuat Zahra bingung adalah Michael. Michael beragama Kristen, namun dia banyak membaca buku Islam berbagai judul.
“Aku pernah bermimpi. Aku didatangi oleh seseorang berpakaian putih dan memakai peci, memberikanku Al-Qur’an dan sarung. Di belakang orang itu, ada perempuan berjilbab rapi dan terus berkata Allah, Allah, Allah. Saat aku hendak mencari kebenaran, kakekku melarang.” Cerita Michael kepada Arif.
* * *
“Baiklah, kita tutup kajian ini dengan membaca doa Kifaratul Majelis (Doa penutup).” Ucap pembicara kajian. “ Insya Allah kita bertemu lagi minggu depan. Wassalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam.” Jawab Arif dan seluruh peserta kajian di SMA 16.
Arif keluar masjid dan nampaknya ia belum melihat Zahra di kajian. Padahal sudah tiga kali kajian. Arif pun mulai bertanya tanya. Lalu dia mengirim pesan singkat (SMS) ke Zahra.
Asslm.
knp sdh 3 hari ini anti tdk dtng ke kajian?

Zahra kaget, kenapa sudah seminggu ini Arif menjadi aneh. Dia selalu menunjukkan sikap yang berlebihan. Dan sekarang, malah mengirim SMS. Zahra pun membalas dengan singkat.

Wa’alaikumslm.
Aq pndah kajian. Syukron jzk.
Arif membalas,
Knp?? Bukannya anti bilang klo anti suka dgn cara pmbicarany mnympaikn materi?? Knp pindah??

Zahra membalas,
Biar dkt rumah. Af1 sbntr lg adzan ashar, sbaikny kamu shalat.
Wasslm.
* * *
Pagi hari di sekolah, Zahra menemukan selembar kertas berisi materi kajian lanjutan setelah ia pindah. Di bagian bawah tertulis nama Arif.
Minggu berikutnya, Zahra menemukan lagi kertas itu. Terus menerus sampai enam minggu. Awalnya ia merasa biasa, karena di kertas itu hanya berisi materi saja dan itu wajar serta tidak berlebihan. Namun, lama kelamaan Arif menambahkan sesuatu di kertas itu. Seperti pertanyaan ataupun pernyataan yang menurutnya berlebihan. Akhirnya, Zahra memutuskan untuk bicara dengan Arif.
“Arif, aku mau ngomong sama kamu.” Kata Zahra seraya menundukkan pandangan.
“ ‘ala riskika (ada apa) ?”
“Aku minta kamu hentikan sekarang juga kiriman kajian itu.”
“Lho, kenapa?”
“Menurut aku, itu udah berlebihan”
“Berlebihan gimana maksud anti (kamu)?”
“Lembaran di kajian itu menjadi lebih banyak pertanyaan dan pernyataan kamu dibandingkan materi kajiannya.”
“Oh, itu karena ana (saya) suka diskusi sama anti”
“Apa menanyakan sudah sarapan itu diskusi?”
“Hmm..”
“Itu nggak wajar. Kita tahu itu. Maka sebaiknya kita hentikan.”
“Tapi,..”
“Afwan (maaf), Assalamualaikum.”
“Tunggu ukh, ana juga nggak tahu kenapa sebenernya ana ngelakuin itu. Kayak ada perasaan yang nyuruh ana ngelakuin itu.”
“Wah, itu sudah setan Rif, harusnya kamu tahu itu.”
“Tapi ukh..”
“Begini. Kita sama-sama sudah tahu apa itu VMJ (Virus Merah Jambu/Pacaran), dan aku nggak menampik kemungkinan kalo kita bakal terjerat itu. Jadi sebaiknya kalo nggak ada hal yang penting, mendingan kita nggak usah ketemu atau ngobrol.”
“Iya. Afwan jiddan (maaf banget) atas sikap ana selama ini.”
Itulah percakapan terakhir antara Zahra dan Arif, setelah kejadian itu mereka tidak pernah saling berbicara dan terkesan seperti orang marahan.
* * *
Setahun kemudian, mereka lulus dari SMA 16 dan melanjutkan jalan hidup masing-masing. Zahra masuk STIS, dan Arif masuk Tekhnik Informatika ITB. Sekarang, Zahra sudah lulus dari STIS dan sedang menjalani dinas di BPS Bandung. Sementara Arif masih duduk di semester akhir Tekhnik Informatika ITB.
“Ra, sabtu ini ada acara nggak?” Tanya Via teman kerja Zahra di BPS Bandung.
“Ada. Kan aku ada kajian di Masjid Raya Bandung.”
“Oh iya, sayang banget. Padahal kita udah hampir satu tahun di Bandung, tapi belum pernah pergi kemana-mana.”
“Maaf yah, kan kamu tahu sendiri kalo hari sabtu aku nggak bisa. Gimana kalo hari minggu? Tapi emangnya kita mau kemana sih?”
“Gue pengen nyobain kuliner di Bandung, apalagi yang di depan kampus ITB, katanya ma’nyoos gitu..”
“Yaudah, kita ketemu hari minggu jam 11 di halte depan kampus ITB”
“Oke. Don’t be late yaa..”
“Insya Allah, Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam.”
* * *
Sabtu, pukul sembilan pagi Zahra sudah sampai di Masjid Raya Bandung. Tidak seperti biasanya, masjid sepi. Lalu Zahra memutuskan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Setelah selesai, ia kemudian membaca Al-Qur’an. Tiba-tiba, ada seorang ikhwan berperawakan tinggi memakai baju koko biru dan peci biru menghampiri Zahra yang masih asyik dengan tilawahnya. Suara indah Zahra terdengar hingga ke telinga si ikhwan. Sempat sesaat si ikhwan terpesona, namun dengan segera ia kembali bisa menguasai dirinya.
“Assalamualaikum” salam si ikhwan kepada Zahra.
“Wa’alaikumsalam, Astaghfirullah.. Afwan, ini daerah akhwat, kenapa kamu…” Jawab Zahra kaget.
“Iya. Ana tahu. Afwan juga sebelumnya kalau mengagetkan antum (kamu). Ana kesini untuk memberitahu antum bahwa masjid akan dibersihkan untuk dipakai kajian. Sebaiknya antum lebih bergeser ke belakang. Afwan”
“Oh iya. Afwan, bukannya kajian dimulai dari jam sembilan tadi?”
“Jadwal berubah, sekarang kajian dimulai jam sebelas. Antum ikut kajian juga?”
“Iya. Oh iya, apa kamu pengurus masjid?”
“Iya. Permisi. Assalamualailkum.”
“Wa’alaikumussalam.”
Zahra sempat melihat wajah si ikhwan itu, setelah dari tadi mereka berdua sama-sama menundukkan pandangan. Lima belas menit kemudian kajian dimulai. Pengisi materi bernama Muhammad Fadillah, lulusan Sastra Arab di Mesir tujuh bulan yang lalu. Sekarang Beliaulah pengganti ustadz Zulkifli yang sangat difavoritkan Zahra.
“Ra, gossip yang beredar, ustadz Fadil tuh ganteng banget lho..” UcapVia yang ternyata juga hadir di kajian.
“Apaan sih Vi, nggak boleh ngegosip di masjid.” Jawab Zahra.
Awalnya Zahra sempat kecewa karena ustadz Zulkifli diganti. Tapi ternyata ustadz Fadillah yang akrab disapa Fadil memiliki kemampuan berdakwah yang bagus. Suaranya saat tilawah sangat indah. Subhanallah.”
* * *
Minggu pukul sebelas Zahra sudah sampai di halte, namun tanda tanda kedatangan Via belum nampak. Hari itu, halte cukup ramai. Tiba-tiba terdengar ringtone handphone.

Majulah wahai mujahid muda, dalam satu…

“Assalamualaikum. Iya, ana udah nyampe. Antum dimana? Oke. Wassalamualaikum” Ucap pemuda yang berdiri beberapa meter dari tempat Zahra berdiri.
Ringtone handphone itu mengingatkannya kepada seseorang yang juga memakai ringtone yang sama saat SMA. Tiba-tiba terdengar kembali suara ringtone handphone, ternyata kali ini handphone Zahra.

Mengarungi samudera kehidupan, kita ibarat para pengembara..

“Assalamualaikum, dimana Vi?” Tanya Zahra kepada Via diujung telepon.
“Wa’alaikumsalam. Bentar yah Ra, gue masih di lampu merah, macet banget.” “Ya udah, nggak apa apa. Hati hati.. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam”
Tiba-tiba, kedua handphone mereka berbunyi. Mereka berdua kaget, dan saling bertatapan. Sementara ringtone mereka terus berdering kencang. Beberapa saat kemudian, mereka tersadar. Lalu mengangkat telepon masing-masing. Setelah selesai menjawab telepon, pemuda itu menghampiri Zahra.
“Zahra ya?” Mereka berdua kembali bertatapan, dan kemudian menundukkan pandangan.
“Iya. Subhanallah, Arif??”
“Iya. Kaif hal (Bagaimana kabarmu)?”
“Ana bi khair. Wa anta kaif. (Saya baik. Dan kamu bagaimana)?”
“Alhamdulillah bi khair (Alhamdulillah, saya baik). Harusnya dari tadi ana sudah tahu kalau itu antum.”
“Kenapa?”
“Itu ringtone yang dulu waktu SMA antum pakai kan??”
“Iya. Kamu juga kan?”
“Iya. Antum sedang apa disini?”
“Menunggu teman. Kamu sendiri?”
“Antum pasti kaget kalo ana ceritakan.”
“Memang ada apa?”
“Ana sedang menunggu Michael, masih ingat?”
“Michael?? Hmm.. iyah.”
Lalu ada seseorang berpakaian putih dan memakai peci menghampiri Arif, mereka lalu bersalaman. Zahra sempat melihat sedikit wajah pemuda itu, ternyata itu pemuda yang ia temui di masjid kemarin. Ia berpikir, apa mungkin ia Michael. Tiba-tiba..
“Ra, ini ustadz Muhammad Fadillah.” Ucap Arif.
“Assalamualaikum.” Sapa Fadil ke Zahra.
“Wa’alaikumussalam. Saya Zahra teman SMA Arif.” Jawab Zahra kaget dan bingung. “Kamu pengisi kajian di masjid raya?” Tanya Zahra ke Fadil.
“Iya.” Jawab Fadil.
“Ini ustadz Fadil yang dahulu bernama Michael. Fad, ini Zahra yang biasa dipanggil Ra, atau Ukhti Nisa.” Ucap Arif mengenalkan Fadil ke Zahra, dan Zahra ke Fadil.
“Apa? Subhanallah, ini Michael.” Zahra kaget.
“Iya. Ternyata anti ukhti Nisa, KOA SMA 16.” Jawab Fadil.
“Iya.” Jawab Zahra. “Ahlan wa Sahlan ya Akhi..(Selamat datang saudaraku..)” Lirihnya dalam hati.
* * *
Satu bulan kemudian, Zahra menerima dua proposal Lamaran yang diberikan kedua orangtuanya. Isinya adalah biodata dari dua orang yang ia kenal. Arif Rahman dan Muhammad Fadillah. Kedua pemuda itu mengajaknya menikah. Zahra berada dalam kebimbangan.
“Pilihlah yang terbaik untukmu nak, ibu selalu mendukungmu.” Nasehat ibu Zahra.
“Bismillah hirrohman nirrohim.. Insya Allah, Zahra memilih Muhammad Fadillah.” Jawabnya. “Ya Allah, jika aku jatuh cinta, berikanlah cintaku ini pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu. Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Dan berikanlah rinduku ini, pada seseorang yang merindukan syahid di jalan-mu.. Amin..” Doanya dalam hati.

-sdcahyaningsih
21 Januari 2011

Ahlan wa Sahlan ya Akhi..

“Subhanallah, belum pernah aku menemukan seorang ikhwan (laki-laki) sepertimu. Semoga Allah selalu menjagamu.” Lirih Zahra ketika melihat Arif berjuang keras mencari dana untuk acara Pesantren Kilat.
Menurut Zahra Althafunnisa, Arif adalah pemuda yang beda, boleh dibilang langka. Dia pandai, rajin, dan alim. Kepandaiannya tidak hanya dibidang ilmu eksak, tapi juga ilmu agama. Suaranya ketika mengumandangkan adzan atau tilawah Al-Qur’an sangat indah. Semua akhwat (perempuan) di sekolah mengaguminya, tak terkecuali Zahra. Namun Zahra telah berprinsip bahwa tidak akan berpacaran sebelum menikah. Oleh karena itu, Zahra selalu menjaga hijab (menjaga pandangan) dengan semua ikhwan, termasuk Arif.
Pemuda kedua yang membuat Zahra bingung adalah Michael. Michael beragama Kristen, namun dia banyak membaca buku Islam berbagai judul.
“Aku pernah bermimpi. Aku didatangi oleh seseorang berpakaian putih dan memakai peci, memberikanku Al-Qur’an dan sarung. Di belakang orang itu, ada perempuan berjilbab rapi dan terus berkata Allah, Allah, Allah. Saat aku hendak mencari kebenaran, kakekku melarang.” Cerita Michael kepada Arif.
* * *
“Baiklah, kita tutup kajian ini dengan membaca doa Kifaratul Majelis (Doa penutup).” Ucap pembicara kajian. “ Insya Allah kita bertemu lagi minggu depan. Wassalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam.” Jawab Arif dan seluruh peserta kajian di SMA 16.
Arif keluar masjid dan nampaknya ia belum melihat Zahra di kajian. Padahal sudah tiga kali kajian. Arif pun mulai bertanya tanya. Lalu dia mengirim pesan singkat (SMS) ke Zahra.
Asslm.
knp sdh 3 hari ini anti tdk dtng ke kajian?

Zahra kaget, kenapa sudah seminggu ini Arif menjadi aneh. Dia selalu menunjukkan sikap yang berlebihan. Dan sekarang, malah mengirim SMS. Zahra pun membalas dengan singkat.

Wa’alaikumslm.
Aq pndah kajian. Syukron jzk.
Arif membalas,
Knp?? Bukannya anti bilang klo anti suka dgn cara pmbicarany mnympaikn materi?? Knp pindah??

Zahra membalas,
Biar dkt rumah. Af1 sbntr lg adzan ashar, sbaikny kamu shalat.
Wasslm.
* * *
Pagi hari di sekolah, Zahra menemukan selembar kertas berisi materi kajian lanjutan setelah ia pindah. Di bagian bawah tertulis nama Arif.
Minggu berikutnya, Zahra menemukan lagi kertas itu. Terus menerus sampai enam minggu. Awalnya ia merasa biasa, karena di kertas itu hanya berisi materi saja dan itu wajar serta tidak berlebihan. Namun, lama kelamaan Arif menambahkan sesuatu di kertas itu. Seperti pertanyaan ataupun pernyataan yang menurutnya berlebihan. Akhirnya, Zahra memutuskan untuk bicara dengan Arif.
“Arif, aku mau ngomong sama kamu.” Kata Zahra seraya menundukkan pandangan.
“ ‘ala riskika (ada apa) ?”
“Aku minta kamu hentikan sekarang juga kiriman kajian itu.”
“Lho, kenapa?”
“Menurut aku, itu udah berlebihan”
“Berlebihan gimana maksud anti (kamu)?”
“Lembaran di kajian itu menjadi lebih banyak pertanyaan dan pernyataan kamu dibandingkan materi kajiannya.”
“Oh, itu karena ana (saya) suka diskusi sama anti”
“Apa menanyakan sudah sarapan itu diskusi?”
“Hmm..”
“Itu nggak wajar. Kita tahu itu. Maka sebaiknya kita hentikan.”
“Tapi,..”
“Afwan (maaf), Assalamualaikum.”
“Tunggu ukh, ana juga nggak tahu kenapa sebenernya ana ngelakuin itu. Kayak ada perasaan yang nyuruh ana ngelakuin itu.”
“Wah, itu sudah setan Rif, harusnya kamu tahu itu.”
“Tapi ukh..”
“Begini. Kita sama-sama sudah tahu apa itu VMJ (Virus Merah Jambu/Pacaran), dan aku nggak menampik kemungkinan kalo kita bakal terjerat itu. Jadi sebaiknya kalo nggak ada hal yang penting, mendingan kita nggak usah ketemu atau ngobrol.”
“Iya. Afwan jiddan (maaf banget) atas sikap ana selama ini.”
Itulah percakapan terakhir antara Zahra dan Arif, setelah kejadian itu mereka tidak pernah saling berbicara dan terkesan seperti orang marahan.
* * *
Setahun kemudian, mereka lulus dari SMA 16 dan melanjutkan jalan hidup masing-masing. Zahra masuk STIS, dan Arif masuk Tekhnik Informatika ITB. Sekarang, Zahra sudah lulus dari STIS dan sedang menjalani dinas di BPS Bandung. Sementara Arif masih duduk di semester akhir Tekhnik Informatika ITB.
“Ra, sabtu ini ada acara nggak?” Tanya Via teman kerja Zahra di BPS Bandung.
“Ada. Kan aku ada kajian di Masjid Raya Bandung.”
“Oh iya, sayang banget. Padahal kita udah hampir satu tahun di Bandung, tapi belum pernah pergi kemana-mana.”
“Maaf yah, kan kamu tahu sendiri kalo hari sabtu aku nggak bisa. Gimana kalo hari minggu? Tapi emangnya kita mau kemana sih?”
“Gue pengen nyobain kuliner di Bandung, apalagi yang di depan kampus ITB, katanya ma’nyoos gitu..”
“Yaudah, kita ketemu hari minggu jam 11 di halte depan kampus ITB”
“Oke. Don’t be late yaa..”
“Insya Allah, Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam.”
* * *
Sabtu, pukul sembilan pagi Zahra sudah sampai di Masjid Raya Bandung. Tidak seperti biasanya, masjid sepi. Lalu Zahra memutuskan untuk melaksanakan shalat Dhuha. Setelah selesai, ia kemudian membaca Al-Qur’an. Tiba-tiba, ada seorang ikhwan berperawakan tinggi memakai baju koko biru dan peci biru menghampiri Zahra yang masih asyik dengan tilawahnya. Suara indah Zahra terdengar hingga ke telinga si ikhwan. Sempat sesaat si ikhwan terpesona, namun dengan segera ia kembali bisa menguasai dirinya.
“Assalamualaikum” salam si ikhwan kepada Zahra.
“Wa’alaikumsalam, Astaghfirullah.. Afwan, ini daerah akhwat, kenapa kamu…” Jawab Zahra kaget.
“Iya. Ana tahu. Afwan juga sebelumnya kalau mengagetkan antum (kamu). Ana kesini untuk memberitahu antum bahwa masjid akan dibersihkan untuk dipakai kajian. Sebaiknya antum lebih bergeser ke belakang. Afwan”
“Oh iya. Afwan, bukannya kajian dimulai dari jam sembilan tadi?”
“Jadwal berubah, sekarang kajian dimulai jam sebelas. Antum ikut kajian juga?”
“Iya. Oh iya, apa kamu pengurus masjid?”
“Iya. Permisi. Assalamualailkum.”
“Wa’alaikumussalam.”
Zahra sempat melihat wajah si ikhwan itu, setelah dari tadi mereka berdua sama-sama menundukkan pandangan. Lima belas menit kemudian kajian dimulai. Pengisi materi bernama Muhammad Fadillah, lulusan Sastra Arab di Mesir tujuh bulan yang lalu. Sekarang Beliaulah pengganti ustadz Zulkifli yang sangat difavoritkan Zahra.
“Ra, gossip yang beredar, ustadz Fadil tuh ganteng banget lho..” UcapVia yang ternyata juga hadir di kajian.
“Apaan sih Vi, nggak boleh aha ngegosip di masjid.” Jawab Zahra.
Awalnya Zahra sempat kecewa karena ustadz Zulkifli diganti. Tapi ternyata ustadz Fadillah yang akrab disapa Fadil memiliki kemampuan berdakwah yang bagus. Suaranya saat tilawah sangat indah. Subhanallah.”
* * *
Minggu pukul sebelas Zahra sudah sampai di halte, namun tanda tanda kedatangan Via belum nampak. Hari itu, halte cukup ramai. Tiba-tiba terdengar ringtone handphone.

Majulah wahai mujahid muda, dalam satu…

“Assalamualaikum. Iya, ana udah nyampe. Antum dimana? Oke. Wassalamualaikum” Ucap pemuda yang berdiri beberapa meter dari tempat Zahra berdiri.
Ringtone handphone itu mengingatkannya kepada seseorang yang juga memakai ringtone yang sama saat SMA. Tiba-tiba terdengar kembali suara ringtone handphone, ternyata kali ini handphone Zahra.

Mengarungi samudera kehidupan, kita ibarat para pengembara..

“Assalamualaikum, dimana Vi?” Tanya Zahra kepada Via diujung telepon.
“Wa’alaikumsalam. Bentar yah Ra, gue masih di lampu merah, macet banget.” “Ya udah, nggak apa apa. Hati hati.. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam”
Tiba-tiba, kedua handphone mereka berbunyi. Mereka berdua kaget, dan saling bertatapan. Sementara ringtone mereka terus berdering kencang. Beberapa saat kemudian, mereka tersadar. Lalu mengangkat telepon masing-masing. Setelah selesai menjawab telepon, pemuda itu menghampiri Zahra.
“Zahra ya?” Mereka berdua kembali bertatapan, dan kemudian menundukkan pandangan.
“Iya. Subhanallah, Arif??”
“Iya. Kaif hal (Bagaimana kabarmu)?”
“Ana bi khair. Wa anta kaif. (Saya baik. Dan kamu bagaimana)?”
“Alhamdulillah bi khair (Alhamdulillah, saya baik). Harusnya dari tadi ana sudah tahu kalau itu antum.”
“Kenapa?”
“Itu ringtone yang dulu waktu SMA antum pakai kan??”
“Iya. Kamu juga kan?”
“Iya. Antum sedang apa disini?”
“Menunggu teman. Kamu sendiri?”
“Antum pasti kaget kalo ana ceritakan.”
“Memang ada apa?”
“Ana sedang menunggu Michael, masih ingat?”
“Michael?? Hmm.. iyah.”
Lalu ada seseorang berpakaian putih dan memakai peci menghampiri Arif, mereka lalu bersalaman. Zahra sempat melihat sedikit wajah pemuda itu, ternyata itu pemuda yang ia temui di masjid kemarin. Ia berpikir, apa mungkin ia Michael. Tiba-tiba..
“Ra, ini ustadz Muhammad Fadillah.” Ucap Arif.
“Assalamualaikum.” Sapa Fadil ke Zahra.
“Wa’alaikumussalam. Saya Zahra teman SMA Arif.” Jawab Zahra kaget dan bingung. “Kamu pengisi kajian di masjid raya?” Tanya Zahra ke Fadil.
“Iya.” Jawab Fadil.
“Ini ustadz Fadil yang dahulu bernama Michael. Fad, ini Zahra yang biasa dipanggil Ra, atau Ukhti Nisa.” Ucap Arif mengenalkan Fadil ke Zahra, dan Zahra ke Fadil.
“Apa? Subhanallah, ini Michael.” Zahra kaget.
“Iya. Ternyata anti ukhti Nisa, KOA SMA 16.” Jawab Fadil.
“Iya.” Jawab Zahra. “Ahlan wa Sahlan ya Akhi..(Selamat datang saudaraku..)” Lirihnya dalam hati.
* * *
Satu bulan kemudian, Zahra menerima dua proposal Lamaran yang diberikan kedua orangtuanya. Isinya adalah biodata dari dua orang yang ia kenal. Arif Rahman dan Muhammad Fadillah. Kedua pemuda itu mengajaknya menikah. Zahra berada dalam kebimbangan.
“Pilihlah yang terbaik untukmu nak, ibu selalu mendukungmu.” Nasehat ibu Zahra.
“Bismillah hirrohman nirrohim.. Insya Allah, Zahra memilih Muhammad Fadillah.” Jawabnya. “Ya Allah, jika aku jatuh cinta, berikanlah cintaku ini pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu. Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu. Dan berikanlah rinduku ini, pada seseorang yang merindukan syahid di jalan-mu.. Amin..” Doanya dalam hati.

-sdcahyaningsih