Senin, 12 Desember 2011

biarlah


meskipun diri ini seseorang yang berkepribadian sensitif, aku tidak akan pernah menangis karena dunia. Airmata dunia rasanya telah kuhabiskan 2 tahun lalu, penolakan STIS dan STAN. Tapi ini berbeda. Kejadian yang begitu mengiris hati. Kenapa kalian begitu memaksa aku untuk melakukan hal yang benar-benar tidak dapat ku lakukan. Kenapa kalian terus menerus menyakiti perasaan ku dengan selalu melakukan hal yang sama ??

aku mencoba untuk tidak akan menyalahkan keadaan dan kalian.
Introspeksi diri.
Beradaptasi dengan lingkungan baru. lingkungan yang sangat jauh berbeda dengan lingkungan saya terdahulu. aman, nyaman, dan hijau.
masih sering aku menyalahkan diriku sendiri, kenapa bisa-bisanya aku berada di tempat ini. namun, rasa ridho kepada takdirNya lah yang membuatku bertahan. sampai detik ini masih berusaha keras mencari hikmah terdalam kenapa Allah swt menempatkanku disini.

mewarnai, dan bukan terwarnai.
memang tidak terwarnai sih, namun untuk mulai mewarnai itu ternyata tidaklah mudah. cukup sulit apalagi dengan kondisi yang 180 derajat belum kupahami. dengan orang-orang dan sifat mereka yang tidak ku mengerti sama sekali.

visi menciptakan kesholehan umat dari kesholehan pribadi pun sulit kuciptakan. malahan, merekalah yang terkadang menjadi musuh dalam dakwahku sendiri. menyakitkan. tiga tahun dalam rumput yang hijau mungkin melenakanku. membuatku hanyut dalam nyaman dan tenangnya dakwah ini. dan ketika Allah menempatkanku disini, aku belum siap.

5 tahun yang lalu di sekolah itu, awal prinsip syar'i mulai tertanam dalam diri, hingga selama tiga tahun membuatnya melekat dalam diriku, segala puji hanyalah untuk Allah swt. disaat waktunya aku harus pergi darinya, aku siap. namun, kesiapanku mungkin belum sempurna. aku belum siap dengan oranglain disekitarku yang berbeda prinsip denganku. ingin rasanya membagi hidayah dan rasa yang kurasakan, namun sulit mereka terima. atau mungkin, mereka pikir akulah yang aneh dan seharusnya mengikuti prinsip mereka. entahlah.

prinsip ini, begitu mengikatku. tapi aku senang, karena itu adalah tanda bahwa Allah mencintaiku, dan selalu menjagaku. tapi aku sedih, karena mereka terus menerus menyakitiku dengan perkataan dan sikap yang mereka lakukan. ya Rabb, mengapa tantangan dakwah kini rasanya semakin sulit, dan mengapa Engkau takdirkan aku melewati fase ini, disini? mengapa tidak Engkau biarkan aku berada di tempat yang kembali hijau seperti sedia kala. hikmah apa ya Rabb, yang Engkau selipkan di dalamnya?

yang kini kian terasa, aku semakin dekat denganNya, mencintaiNya. merasakan Allah dalam setiap gerak langkahku, desah nafasku, dan tidur malamku. memang hidup adalah pilihan. disaat mereka sibuk mencari cinta, aku harus sibuk mencari iman...

2 komentar:

  1. bagus sel. mewakili gue banget yang senasib sama lo hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih.. curahan hati terdalam nih mas... :)

      Hapus